WELCOME!


I made this widget at MyFlashFetish.com.


Jumat, 05 Februari 2010

Sampaikan Kebenaran secara Terang-terangan


Oleh: Ihsan M

Pangkal dari segala peristiwa yang dihadapi oleh Rasulullah dan para sahabatnya yang sangat berpengaruh di antara penduduk Quraisy bahkan yang kemudian menjadi cikal bakal berdirinya Daulah Islam pertama di Madinah, adalah karena disampaikannya dakwah Islam secara terang-terangan. Peristiwa ini telah memancing reaksi keras para kaum musyrikin terhadap Rasul dan kaum muslimin saat itu. Berbagai reaksi itu seringkali membuat Rasulullah bersedih dan tak jarang menjerumuskan para sahabat pada sederet ujian dan kesulitan. Namun, berkat sikap istiqomah dan keimanan kuat yang dimiliki, semua itu dapat mereka lalui.

Thariqah dakwah Rasul yang cemerlang ditandai dengan hikmah dan mau’izhah hasanah, benar-benar memiliki pengaruh besar dalam mengatasi banyak krisis yang menimpa perjuangan kaum muslimin kala itu. Berbekal keyakinan Rasulullah Muhammad akan perlindungan sang paman Abu Thalib, beliau berdiri di bukit Shafa dan berseru memanggil setiap kabilah, “Wahai Bani Fihr, Wahai Bani Addi..” Dan beliau memanggil marga-marga suku Quraisy hingga mereka semua berkumpul. Kemudian, Rasulullah saw dengan lantang melontarkan satu pertanyaan, “Seandainya aku beri tahu kalian bahwa ada pasukan di balik lembah ini yang hnedak menyerang kalian, apakah kalian akan percaya padaku?’

“Ya,” jawab mereka, “Karena kami tidak pernah melihatmu berbohong.”

“Kalau begitu, ketahuilah oleh kalian bahwa aku adalah pemberi peringatan (nadziir) akan datangnya azab yang keras.”

Abu Lahab menyahut, “Sialan. Celaka kamu hari ini. Untuk inikah kamu mengumpulkan kami?” Peristiwa ini kemudian menjadi sebab turunnya firman Allah:

“Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa.” (QS. Al Lahab:1)

Sikap pertentangan yang ditunjukkan pertama kali oleh Abu Lahab pada perjuangan Rasulullah ini berlanjut pada sikap-sikap yang lebih keras dari kaum musyrikin. Namun, Rasulullah tetap menyeru pada manusia, memberi peringatan, baik secara umum maupun khusus. Beliau berdakwah, “Wahai kaum Quraisy, selamatkan diri kalian dari api neraka. Wahai Bani Ka’ab, selamatkan diri kalian dari api neraka. Wahai Fatimah binti Muhammad, selamatkan dirimu dari api neraka. Demi Allah, aku tidak bisa melindungi kalian dari azab Allah. Hanya saja, kalian ada hubungan kerabat denganku, aku akan menyambungnya.”

Dakwah terang-terangan yang disampaikan Rasulullah dan para sahabatnya terus mengguncang kota Mekah dan menggetarkan tiang-tiang setiap rumah yang ada. Allah SWT berfirman:

“Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.” (QS. Al-Hijr: 94)

Perintah Allah ini disambut dengan gelora semangat oleh Rasulullah dan para sahabatnya untuk semakin gencar berjuang membongkar kebohongan dan kesesatan syirik. Rasul pun dengan berani menjelaskan hakikat berhala-berhala yang telah turun-temurun disembah dan memaparkan bukti-bukti kesalahan akidah masyarakat. Beliau mulai menerangi jalan dengan cahaya iman.

Dakwah Islam kemudian berkembang dengan pesat. Nilai-nilai kebenaran ini menjadi pelepas dahaga dari setiap hati yang merindukan hidayah dan petunjuk. Iman tertanam dengan kuat di dalam hati mereka dan tumbuh dengan subur. Dakwah Islam menemukan jalannya ke dalam hati masyarakat dan menyebar masuk ke dalam akal laksana cahaya. Hal ini membuat kaum musyrikin cemas dan terguncang.

Kepanikan mereka tidak lain disebabkan oleh seruan Muhammad untuk beriman hanya pada Allah SWT. Keyakinan yang memiliki konsekuensi peniadaan sifat ketuhanan kepada selain Allah. Hal itu berarti tuhan-tuhan (sesembahan) mereka selama ini tak ada artinya lagi. Seruan Muhammad untuk beriman pada Allah SWT juga berarti seluruh manusia mempunyai posisi yang sama di hadapan Allah, karena itu, posisi kaum Quraisy yang semula dianggap tinggi dibanding yang lain menjadi tak ada artinya. Kedua hal ini menyebabkan mereka kehilangan banyak hal (kebohongan dan kedzaliman) atas orang-orang yang lemah, menghalangi mereka berpesta pora dan melakukan hal-hal yang keji yang mereka lakukan setiap saat. Mereka tidak dapat meninggalkan kemungkaran yang biasa mereka lakukan, Allah menerangkannya dalam firmanNya:

“Bahkan manusia itu hendak membuat maksiat terus-menerus.” (QS. Al-Qiyamah:5)

Kaum kafir Quraisy tidak dapat melakukan banyak hal untuk menghadang gerak dakwah Rasulullah. Salah satu cara yang mereka lakukan adlaah mendatangi paman beliau Abu Thalib untuk memintanya melakukan lobi pada Muhammad agar bersedia menghentikan aktivitas dakwahnya. Namun, dengan kematangannya, sikan konsistensi dan teguh dalam perjuangannya, Muhammad mementahkan semua tawaran pamannya tersebut. Sementara itu, dengan pertimbangan yang masuk akal, Abu Thalib akhirnya mendukung sikap beliau ini.

Tak mau berhenti begitu saja, musuh-musuh Allah melakukan strategi lain agar dapat menghentikan dakwah Rasul pada masyarakat luas. Mereka mulai menyebarkan fitnah dan isu bohong tentang diri Muhammad saw, seperti menuduhnya sebagai tukang sihir. Mereka pun mengejek, mendustakan, menghina dan mencaci maki Rasulullah secara terbuka. Tak hanya itu, mereka juga memberi stigma buruk pada simbol-simbol dakwah Islam, menghina para sahabat dan pengikut setia Rasul, hingga melakukan tuduhan dan propaganda palsu terhadap Al Qur’an. Allah SWT merekam peristiwa ini dalam firmanNya:

“Sesungguhnya Al Quran itu diajarkan oleh seorang manusia kepadanya (Muhammad).” (QS An Nahl: 103)

“Al Quran ini tidak lain hanyalah kumpulan dongen orang-orang terdahulu...” (QS. Al An’aam: 25)

“Al Quran ini tidak lain hanyalah kebohongan yang diada-adakan oleh Muhammad dan dia dibantu oleh kaum yang lain...” (QS. Al Furqan: 4)

Mengenai tuduhan-tuduhan tersebut, Allah membantahnya melalui firmanNya:

“Padahal bahasa orang yang mereka tuduhkan (bahwa) Muhammad belajar kepadanya bahasa ‘Ajam, sedang Al Quran adalah dalam bahasa Arab yang terang.” (QS. An Nahl:103)

Hal ini dipertegas lagi oleh Allah:

“Al Quran itu diturunkan oleh (Allah) yang mengetahui rahasia di langit dan di bumi. Sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Furqan: 6)

Demikianlah Al Quran melakukan pembelaan langsung terhadap Muhammad.
Menghadapi hujjah Muhammad yang kuat, kaum kafir Quraisy tidak menemukan solusi untuk menghancurkan dakwah Islam selain melakukan penindasan dan penyiksaan secara fisik terhadap diri beliau dan para sahabat agar mereka berputus asa, semangat mereka runtuh, dan akhirnya mereka meninggalkan dakwah ini.

Ibnu Ishak berkata, “Orang-orang yang menyakiti Rasulullah saw. di rumah beliau adalah Abu Lahab, Al-Hakam, ‘Addi bin Hamraa’ Ats-Tsaqifi, serta Ibnu Al Ashda’ Al Hudzali. Mereka semua adalah tetangga dekat Rasulullah. Orang-orang ini tidak ada yang masuk Islam, kecuali Al-Hakam bin Abil-Ash, dan dialah bapaknya Khalifah dari Bani Umayyah, Marwah bin Al-Hakam. Di antara mereka ada yang sampai melemparkan kotoran kambing kepada beliau saat beliau sedang shalat.”

Gangguan kaum kafir Quraish terhadap diri Muhammad makin meningkat. Segala bentuk gangguan itu, diterima Muhammad dari kaum kerabatnya sendiri yang memusuhinya. Hanya saja, itu semua punya pengaruh yang besar dalam pendirian Daulah Islam pertama di Madinah. Penindasan-penindasan ini tidak membawa dampak negatif dalam diri para sahabat. Sebaliknya, malah menambah kuat akidah mereka. Itu karena penindasan hanya makin menambah kekokohan dan kekuatan perjuangan dakwah yang benar.

Wallahualam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BUKTI TRANSAKSI ANTARA TUHAN - HAMBA

BUKTI TRANSAKSI ANTARA TUHAN - HAMBA
Dengan atau tanpa kita, Dakwah Islam akan tetap berjalan, namun apakah Neraka-Nya tidak terlalu menakutkan serta Surga-Nya tidak begitu menggiurkan untuk kita semua?