WELCOME!


I made this widget at MyFlashFetish.com.


Jumat, 05 Februari 2010

Adakah Kau Lupa?


Oleh : Rizqi Awal*

Adakah kau lupa
Kita pernah berjaya
Adakah kau lupa
Kita pernah berkuasa
Memayungi bak dua pertiga dunia

Demikian sekelumit awal dari lyirik nasyid Alert Me yang menjadi soundtrack film Saladin. Namun, saya tidak menjelaskan dan membedah lagu ini. Saya ingin mengingatkan secara bersama-sama tentang benarkah kita lupa, atau sengaja lupa atau pura-pura lupa ? Saat duduk menjadi deretan pembicara dalam diskusi menarik perihal pemilu tahun 2009 bersama dengan organisasi mahasiswa kala itu, saya teringat benar dalam pernyataan dari perwakilan organisasi mahasiswa tentang pernyataan bahwa tidak memilih itu adalah pilihan bodoh. Saya rasa, itu pernyataan mereka yang sebenarnya saya katakan LUPA. Mereka lupa bahwa ke tiga calon pasangan yang di usung telah membuat kondisi bangsa ini caruk-marut. Demokrasi, dengan berbagai sistem yang bergabung di dalamnya akan tetap melahirkan seseorang untuk lupa bahwa mereka saat ini dalam kondisi tertekan.

Hasilnya, saat ini sayalah yang masih tidak lupa. Tetap konsisten bahwa tidak memilih itu jawaban yang benar dan merupakan pilihan dari semua pihak. Saya bandingkan dengan sebuah analogi, bila dalam suatu pesta kita dihidangkan oleh 4 macam hidangan. Hidangan pertama adalah daging babi yang telah dilumuri mayonaise rasa ayam dengan aroma luar biasa mantap. Hidangan ke dua kita disuguhi dengan daging kodok yang telah diolah dengan bumbu masakan yang racikannya berasal dari dataran Arab, hidangan ke tiga merupakan daging buaya yang didatangkan langsung dari Benua Amerika dengan olahan terbaik, dan terakhir adalah daging ayam dengan olahan Crispynya. Maka pilihan kita tertuju pada hidangan keempat dengan standar kehalalan. Namun sayangnya, daging ayam ini mempunyai kecacatan yang justru membuat berubah hukumnya, yaitu daging ayam ini merupakan bangkai. Apakah lantas kita harus memakan hidangan ke-empat ini?.

Kita pun telah lupa, bahwa kita yang ngotot mempertahankan argumentasi kita untuk dapat ikut serta dalam pemilihan. Dan tentu diantara kita adalah dahulu sangat setia menganggap untuk mengangkat presiden pilihan kita sebagai pilihan akhir, atau memang karena kita kader suatu kelompok partai yang memaksa ikut serta andil dari bagian partai itu untuk memilih calon yang belum tentu disepakati semua kader. Pada akhirnya, belum genap 100 hari, polemik masalah telah muncul. Dari adegan kebohongan yang dilakukan oleh Mafia Peradilan terhadap Bibit-Chandra, kemudian dari polemik kisruhnya kasus Mafia Peradilan yang juga bermain dalam balik jeruji besi serta terakhir tentang kasus Bank Century. Lantas, sebenarnya benarkah kita telah lupa, lupa bahwa sesungguhnya kita adalah seorang muslim yang harus mentaati seluruh aturan kehidupan dari Allah SWT tanpa kecuali.

Saya rasa beberapa demonstran tanggal 28 Januari 2010 itu telah lupa, bahwa yang mereka demo adalah presiden pilihan mereka, yang mereka dukung dan mengatakan bersih. Mereka juga mungkin telah lupa, bahwa solusi yang sama pun dalam aksi yang mereka sampaikan untaiannya masih sama dengan aksi untuk mengingatkan Soekarno, Soeharto, BJ. Habibie, Gusdur, Megawati dan SBY. Solusi yang sengaja berisi untaian lupa juga bahwa sesungguhnya islam merupakan jawaban atas solusi permasalahan bangsa yang kompleks ini.

Sepertinya pun kelupaan itu pun merangkai dalam keseharian kita, yaitu lupa bahwa dalam setiap sholat kita selalu mengatakan kalimat syahdu nan indah yaitu, Iyyaka na’budu wa iyya ka nasta’in. Atau mungkin lupa saat jemari telunjuk kita bersaksi yang menjadi sumpah bahwa kita harus mentaati dalam segenap aturan-Nya saat duduk dalam posisi tahiyat. Atau mungkin kita lupa makna mendalam dalam doa iftitah kita yang mengawali dengan kalimat takbir memuliakan kebesaran Sang Maha Kuasa. Mungkin perlu bagi kita membuka kembali dan membaca setiap makna sholat kita dan menyelami dalamnya maksud yang ada, agar kita sadar bahwa kita berulang kali mengucapkannya dalam sholat kita.

Atau dalam konteks ini, kita hanya menghafal nadanya saja tapi melupakan syair yang ada sebagaimana dilantunkan oleh grup band asal kota Bandung, Kuburan Band. Sehingga syair-syair Allah SWT yang ditata rapi kita sengaja belokan maknanya, atau sengaja mengabaikan menganggap bahwa itu tidak sesuai dengan realita kehidupan saat ini. Dan sepertinya hampir sebagian besar masyarakat indonesia ini lupa, bahwa karena jeratan kapitalisme dan Sosialisme dengan didampingi ide demokrasi itu yang selama ini membuat limpahan kesusahan bagi seantero nusantara ini. Konsep dasar Demokrasi Kapitalisme dan Sosialisme yang berubah-ubah membuat sistem ini menjadikan bahwa keteledoran, kesulitan, dan kesusahan adalah saat sistem ini sedang memperbaiki kondisinya.
...
Merentas benua melayari samudera
Keimanan juga ketakwaan
rahasia mereka gapai kejayaan

Saat melakukan aksi unjuk rasa di hari ke-99 pemerintahan SBY BerBoedi, saya hadapkan wajah saya di gedung sate yang merupakan kebanggaan masyarakat Bandung dan Jawa Barat karena konstruksi bangunannya, dan di dalamnya deretan pejabat daerah duduk di sana termasuk Guberbur, Ahmad Heryawan,LC. Dan saya balikkan kondisi badan saya menatap lapangan gasibu yang ada di depannya. Saya melihat jelas, pedagang asongan, kaki lima, dan juga sekelompok pengemis yang meminta-minta. Saya ingin sekali, mengirimkan kabar dan tulisan saya kepada sang gubernur yang merupakan lulusan dari LIPIA, apakah pernah ia membaca kisah tentang sang ibu yang memasak batu, atau kisah Umar bin Khattab yang menolong dan mengurus nenek-nenek yang membuat hati Tholhah bin Ubaidilah terkagum, dan kisah umar bin Abdul Aziz yang hanya menjabat sebentar jabatan Khalifahnya, mengucapkan kalimat takziyah dan ia berpesan kepada istrinya tercinta untuk rela menjual emas yang ada dan hidup dalam kondisi kemiskinan sebagai seorang pemimpin.

Atau mungkin kisah menarik tentang petarung China, Yip Man yang menunjukan kesederhanaannya dan rela hidup dalam kondisi miskin walaupun ia punya peluang menjadi kaya saat masyarakat China mengalami penjajahan oleh Jepang. Atau kita dapat melihat kesederhanaan Wong Fei Hung, yang seorang muslim china yang namanya masih agung sebagai ahli pengobatan dan silat terkemuka. Atau kita kisahkan kehidupan Natsir yang tetap tegar sebagai ulama yang dihadapi dengan penahanan dan siksaan terhadap dirinya.

Negeri ini, mengalami Amnesia massal. Ingat kemudian lupa. Amnesia yang sengaja diciptakan kondisinya oleh sistem yang ada. Lantas pernahkah kita mengingat masa lalu islam, yang menguasai 2/3 dunia dengan penuh kehormatan, kedamaian dan kesejahteraan, yang di dalam beberapa periode kepemimpinan hanya tercatat 200 kasus kriminalitas di daerah yang luasnya dari ujung Spanyol hingga dataran melayu dan Nusantara. Saya rasa, kita harus merubah kebiasaan lupa kita untuk senantiasa mengingatkan dan melakukan pergerakan bersama dengan satu model kalimat yaitu, “GANTI REZIM, GANTI SISTEM. SELAMATKAN DUNIA DENGAN SYARIAH DAN KHILAFAH.”

*Penulis merupakan ketua LDK DKM Unpad, Sekjen Gema Pembebasan wilayah Sumedang, dan seorang yang menjadi bagian dari saksi sejarah sumpah mahasiswa Minggu,18 Oktober 2009 di halaman Basket Hall Senayan,Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BUKTI TRANSAKSI ANTARA TUHAN - HAMBA

BUKTI TRANSAKSI ANTARA TUHAN - HAMBA
Dengan atau tanpa kita, Dakwah Islam akan tetap berjalan, namun apakah Neraka-Nya tidak terlalu menakutkan serta Surga-Nya tidak begitu menggiurkan untuk kita semua?