WELCOME!


I made this widget at MyFlashFetish.com.


Minggu, 24 Januari 2010

Bagaimana Menambah Kader Dakwah?


PERTANYAAN: 
Kondisinya, kami mempunyai sebuah lembaga dakwah kampus ekstra, yang didirikan baru sekitar 2 tahun yang lalu oleh 5 orang aktivis mahasiswa. Sekarang jumlah kami termasuk pengurus dan anggota (termasuk 5 orang ini) hanya 20 orangan, tapi belum semuanya aktif. Kami berada di salah satu kampus di Jakarta yang jumlah mahasiswanya mencapai angka ribuan. Banyak organisasi intra dan juga ekstranya. 
Bagaimana cara mempercepat penambahan kader dakwah, menjaga dan merawatnya agar tetap aktif dan menjadi pemimpin opini mahasiswa di kampus ust (kira-kira opini sekarang yang harus saya angkat tentang apa)? (Abdul Latif, aktivis mahasiswa, hamba Allah).

JAWABAN : 
Sahabatku seperjuangan Abdul Latif, semoga Allah memberikan berkah dan taufiq selalu kepadamu. Semangat dakwah juga semoga tetap membara dalam darahmu dan menguatkan seluruh otot dan tulangmu. 

 Dakwah adalah suatu proses mengubah paradigma lama, pola pikir lama dan tradisi lama yang jahiliyah menuju paradigma baru, pola pikir baru dan tradisi baru yaitu Islam. Paradigma adalah cara pandang terhadap kehidupan yang telah terbangun kuat bagaikan karang semen di tengah lautan. Oleh karena itu mengubah paradigma tidak semudah membalikkan telapak tangan, membutuhkan proses, kesabaran dan pendekatan yang revolusioner. Jangan pernah pesimis dengan hasil yang kita dapat selama prosesnya telah kita lakukan dengan kesungguhan yang luar biasa. 

 Dari konteks dakwah seperti di atas maka modal awal dan penting bagi aktivis dakwah adalah komitmen dan antusisme. Tanpa modal ini, sehebat apapun pengetahuan dan keterampilan berdakwah yang kita miliki hanya berujung pada kata “diam” “tak bergerak” dan akhirnya “mati”. Semoga kita selalu mau dan mampu memelihara komitmen dan antusiasme kita. Mari kita selalu berdoa kepada Allah untuk hal ini. 

 Bergerak dalam dakwah kampus pasti akan dimulai dari sekelompok kecil mahasiswa muslim yang telah mencapai tingkat kesadaran pada tahap pembebasan. Tahap ini ditandai dengan kesadaran bahwa ada masalah sistemik pada masyarakat kita dan butuh solusi yang ideal yaitu ideologi Islam. Kesadaran yang muncul bukan karena logika tetapi muncul sebagai konsekuensi iman yang mendalam kepada Allah SWT. Kesadaran inilah yang akan mendorong setiap aktivis dakwah untuk membangun paradigma baru dan meningkatkan kapasitas. Disamping itu kesadaran ini juga akan mendorong mereka untuk memperluas pengaruh dan jaringannya dengan paradigma baru tersebut. 

Saudaraku seperjuangan Abdul Latif, ketika kamu telah memulai dakwah dengan 5 orang yang telah mencapai tingkat kesadaran tahap pembebasan maka itu adalah modal awal yang lebih dari cukup untuk mendobrak kebekuan paradigma-pemikiran-tradisi jahiliyah. Apalagi saat ini kekuatan aktivis dakwah di kampusmu telah mencapai angka 20 orang, tentunya ini fantastis. Yang penting bukan sekedar angka 5, 10, 20 atau 100. Tetapi bagaimana aktivis dakwah yang ada berapapun jumlahnya memiliki komitmen dan antusiasme yang tinggi dan mendoronganya untuk memperluas pengaruh. Pastikan semua aktivis dakwah kampus bergerak tanpa memandang berapapun kekuatan pengetahuan dan keterampilan dakwahnya. Mungkin muncul sanggahan di benak, lho kita kan masih sedikit pengetahuan Islamnya….., kita kan belum pandai bicara….., kita kan belum mampu berbahasa arab…., bagaimana mungkin kita dapat berdakwah, lha wong bekalnya saja kurang….. dll. 

Logika ini tidak selalu tepat. Masalah akan terjadi ketika logika ini dikembangkan yang kemudian menjebak kita bahwa pelatihan adalah solusi tidak bergeraknya aktivis dakwah. Pelatihan sepantasnya ditempatkan sebagai sub ordinat bukan inti solusi. Kultur pergerakan hanya akan muncul dengan 3 kata kunci yaitu bergerak, bergerak dan bergerak. Artinya lakukanlah learning by doing. Guru dan pelatih yang paling baik adalah pengalaman dan ingat pengalaman biasanya datang secara acak. Sehingga siapa saja yang sering terjun ke lapangan maka dia akan menemukan banyak pengalaman dan dia akan memiliki seni berdakwah. Pergumulan saya di lapangan dakwah kampus hampir 13 tahun memberikan pelajaran akan hal ini. 

Pada kesempatan kali ini saya memberikan langsung langkah praktis. Saat ini opini yang sedang diperbincangkan cukup intens di berbagai kalangan, khususnya kampus adalah skandal bank century. Apabila kita analisis maka skandal ini mampu menggambarkan kebobrokan kapitalisme dan keburukan moral para kompradornya. Saatnya ganti sistem dan ganti rezim. Kesempatan luar biasa untuk menawarkan Islam telah ada di depan mata kita. Ini adalah momentum yang tidak boleh dilepaskan bergitu saja. Ibarat sebuah permainan sepak bola maka lapangan dan semua fasilitasnya sudah disiapkan orang lain, tinggal kita mainkan saja. Marilah permainan ini kita lakukan dengan sebaik mungkin dan optimal sehingga hasilnya luar biasa. Skandal bank century ini apabila kita mainkan dengan baik maka akan memberikan efek yang luas yaitu : 
Penguatan internal aktivis dakwah kampus
Opini publik
Dukungan riil dari kalangan mahasiswa
Rekruitmen kader baru mahasiswa 

Langkah praktisnya sebagai berikut : 
Lakukanlah workshop kecil untuk internal aktivis dakwah kampus . Tujuannya adalah memahamkan duduk masalah skandal century dan posisi Ideologi Islam sebagai solusi. Disamping itu sebagai ajang penguatan komitmen dan antusiasme internal untuk sesegera mungkin bergerak memanfaatkan momentum penting ini. Forum ini juga dapat dioptimalkan untuk membuat perencanaan praktis mensikapi skandal ini. Setiap aktivis dakwah kampus harus dipastikan memiliki tugas dan target masing-masing yang jelas.
Pastikan semua aktivis dakwah kampus secara personal bergerak memperluas pengaruh kepada kalangan mahasiswa secara umum, kelembagaan mahasiswa dan tokoh-tokoh mahasiswa. Pengaruh yang dimaksud disini adalah pengaruh pemahaman yang ideologis tentang kasus skandal century ini. Tidak ada cara yang hebat kecuali kontak person yang mendalam. Oleh karena itu monitoring dan evaluasi yang ketat harus dilakukan. Di sinilah pentingnya keberadaan kepemimpinan yang kuat.
Pastikan tersebar media propaganda tentang skandal century ini di kampus. Buatlah bentuk yang unik sehingga menarik perhatian dan respon dari berbagai kalangan baik pro maupun kontra. Jangan lupa pilihlah kata-kata kunci yang menggelitik minat publik untuk membaca dan terpengaruh. Misalnya Skandal Century : Saatnya Ganti Sistem Negeri ini dan Ganti Rezim Komprador Asing; Century Gate : Hancurkan Kapitalisme, Ganti Rezim Busuk; dll. Setiap media propaganda yang disebar harus dipastikan kontak personnya. Kontak person sebaiknya representatif per fakultas bila dimungkinkan. 
Pastikan muncul forum-forum diskusi baik formal maupun informal. Sifatnya dapat dibuat secara mandiri atau menawarkan kerjasama. Bahkan bila proses no 1 – 3 berhasil dijalankan maka pihak lainlah yang membuat forum diskusi dan kemudian kita diundang jadi narasumber. Berbagai jenis forum diskusi formal, saya pikir para aktivis dakwah kampus dapat memahami. Saat ini yang belum dimanfaatkan dengan baik adalah forum diskusi informal. Saya yakin di setiap kampus banyak rumah kost, kelas-kelas, UKM dan kelompok-kelompok informal. Para aktivis harus jemput bola dan tawarkan diskusi kepada mereka.
Pastikan terdapat agenda besar terkait skandal century ini. Aktivitas besar ini sebaiknya dijadikan sebagai “gong besar” untuk menguatkan komitmen pemahaman yang telah kita bentuk di point 1 – 4. Menurut pengalaman saya membuat agenda besar di akhir yang diawali dengan kegiatan memperluas pengaruh riil biasanya akan lebih full power dan memberikan efek fantastis. Terkait dengan hal ini saya usulkan para aktivis dakwah kampus membuat aksi besar dengan massa 500 - 1000 orang di setiap kota dengan tag line Ganti Sistem Ganti Rezim. Bila kita dapat mengemasnya dengan baik maka efek opini akan luar biasa. Pastikan 500 - 1000 orang ini adalah massa padat yang telah paham tentang fakta dan solusi, bukan massa cair yang asal ikut aksi. Oleh karena itu keberhasilan point 5 ini ditentukan oleh point 1 – 4. Dalam hal ini dapat dilakukan kerja sama antar kampus. 
Pastikan setiap massa yang telah kita pahamkan ini dapat di follow up dengan baik menjadi barisan aktivis dakwah kampus, atau minimal mendukung secara riil. Point 6 ini yang kadang juga lemah dalam penataan dakwah kampus. Opini tidak boleh sebatas opini, tetapi opini seharusnya dapat memastikan dukungan riil dan rekruitmen baru.

Lakukanlah point 1 – 6 di atas dengan sungguh-sungguh, dan mari kita lihat apa yang akan terjadi. Allah tidak akan melepaskan sendirian setiap orang yang menolong agama-Nya, yakinlah itu. 

Demikian saran dan jawaban praktis saya, dengan sebuah harapan besar, Abdul Latif dan teman-teman seperjuangan lainnya dapat langsung mempraktekkan. Hal yang sama dapat dilakukan untuk kasus-kasus yang lain. Saya selalu berpikir dan mengupayakan agar aktivitas opini terintegrasi dengan agenda rekruitmen, pun demikian sebaliknya. Integrasi ini kadang sulit dilakukan dalam kelembagaan dakwah kampus yang sudah besar karena antar departemen seperti otonom sendiri-sendiri. Tetapi apabila kita menginginkan efek dakwah yang besar maka integrasi antara aktivitas opini dengan rekruitmen harus dilakukan. Di sinilah pentingnya kepemimpinan yang kuat. Lain waktu insya Allah kita bahas. 

Selamat Berdakwah…. 

Hidup Perjuangan…..! Hidup Ideologi Islam…..! Allahu Akbar ….!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BUKTI TRANSAKSI ANTARA TUHAN - HAMBA

BUKTI TRANSAKSI ANTARA TUHAN - HAMBA
Dengan atau tanpa kita, Dakwah Islam akan tetap berjalan, namun apakah Neraka-Nya tidak terlalu menakutkan serta Surga-Nya tidak begitu menggiurkan untuk kita semua?