WELCOME!


I made this widget at MyFlashFetish.com.


Rabu, 07 April 2010

Apa Kata Dunia: Most Stupid Slogan Ever!

“Ada urusan apa aku dengan dunia? Aku di dunia ini tidak lain kecuali seperti seorang pengendara yang mencari teteduhan di bawah pohon, lalu beristirahat, kemudian meninggalkannya.” (Muhammad saw.)

Sudah lama saya ingin membuat tulisan ini, semenjak awal saya melihat iklan dengan slogan “apa kata dunia” yang menghiasi media, saya terus terang merasa terganggu dan sedikit eneg setiap kali mendengar iklan ini. Sepertinya inilah wakilnya wajah negara yang memakai baju kapitalisme-sekuler, maunya menang sendiri, kalo menyangkut urusan pemerintahan maka semuanya harus cepat, bagus, diurus, dan penuh toleransi, alasanya sih “Demi rakyat”, pergi keluar negeri argumennya “demi rakyat”, beli mobil baru katanya “demi rakyat”. Tapi kalo rakyat minta diurus agak cepetan dia bilang “sabar dulu, semua ada masanya, ada prosedurnya”, atau kalo rakyat ngeluh maka dia bilang “rakyat mandiri dong, jangan manja!”. Capek deh!
Dan wajah buruk itu akhirnya kebuka sendiri, seorang pegawai biasa Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak diduga memiliki rekening mencurigakan hingga Rp 25 miliar, tinggal di rumah mentereng, punya apartemen di singapura, gonta-ganti mobil mewah, dan bahkan ”kabur” ke luar negeri. Kalo bang Ben masi idup die bakal ngomong: “Bujubune!, aye kerje sampe ko’it juga kagak dapet nyang gituan! gile bener dah!”. Dan ini baru puncak gunung es, bawahnya jelas mengakar gede, sehingga sangat sulit untuk membongkar sampai kebawah. Cerminan jelas “CAPITALISM EFFECT” yang ngalah-ngalahin “A** EFFECT” heheheh..

Dalam kapitalisme-sekuler ada cacat bawaan yang akan selalu ada pada sistem dan badan apapun didalam pemerintahan, termasuk pajak. Survei ICW (2001), Partnership (2001), PERC (2005) dan TI (2005) menyatakan bahwa masyarakat dan kalangan bisnis secara konsisten mempersepsikan Ditjen Pajak sebagai salah satu lembaga terkorup. Pada tahun 2005, Kwik Kian Gie yang waktu itu kepala Bappenas menyatakan bahwa sektor pajak bocor Rp. 180 trilliun pertahun dan diperkuat dengan Faisal Basri yang mengatakan bocornya 40 trilliun. Bahkan jauh sebelum itu, pada masa orba, Prof. Sumitro telah mengatakan waste and loss di sektor pajak mencapai 30%.

Masa Depan Peradaban Islam (Tiga)

 Sahabat Pembangkit Umat,
Seperti biasa agar asa selalu ada bergelora, kita mulai dengan … apa kabar hari ini? Alhamdulillah…Luar Biasa…Allahu Akbar!!! Alhamdulillah, tetap penuh syukur atas nikmat Iman, Islam dan predikat “Sebaik-baik Penciptaan” lengkap dengan seluruh potensi kehidupannya (QS. At Tin : 4). Luar Biasa, selalu penuh doa dan cita agar bisa mewujud diri menjadi Muslim Terbaik (QS. Al Fushilat : 33) dan membangkitkan umat menuju predikat Umat Terbaik (QS. Ali Imran : 110). Allahu Akbar, gelora penuh takbir karena semua ini terjadi atas izin-Nya. Jangan lupa, ketika menjawab lengkapi dengan ekspresi penuh semangat!
Sahabat Pembangkit Umat,
Dalam lima tulisan ke depan, untuk menguatkan gerak dakwah berbasis visi dan nilai utama, berturut-turut secara bersambung, akan ditayangkan dua tulisan istimewa yang saya dapatkan dari dua sahabat pejuang Islam. Tulisan kali ini adalah hadiah ustadz Ir. Muhammad Ismail Yusanto, MM. Beliau adalah Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia.
Selamat menikmati, semoga bukan hanya inspirasi yang didapat, namun lebih dari itu, keyakinan akan visi dakwah semakin menguat yang dengannya dakwah pun akan makin melaju tak tertahankan dan kemuliaan Islam dan kaum Muslimin pun akan segera kembali tegak. Insya Allah.

Masa Depan Peradaban Islam (Dua)


Sahabat Pembangkit Umat,
Seperti biasa agar asa selalu ada bergelora, kita mulai dengan … apa kabar hari ini? Alhamdulillah…Luar Biasa…Allahu Akbar!!! Alhamdulillah, tetap penuh syukur atas nikmat Iman, Islam dan predikat “Sebaik-baik Penciptaan” lengkap dengan seluruh potensi kehidupannya (QS. At Tin : 4). Luar Biasa, selalu penuh doa dan cita agar bisa mewujud diri menjadi Muslim Terbaik (QS. Al Fushilat : 33) dan membangkitkan umat menuju predikat Umat Terbaik (QS. Ali Imran : 110). Allahu Akbar, gelora penuh takbir karena semua ini terjadi atas izin-Nya. Jangan lupa, ketika menjawab lengkapi dengan ekspresi penuh semangat!

Sahabat Pembangkit Umat,

Dalam lima tulisan ke depan, untuk menguatkan gerak dakwah berbasis visi dan nilai utama, berturut-turut secara bersambung, akan ditayangkan dua tulisan istimewa yang saya dapatkan dari dua sahabat pejuang Islam. Tulisan kali ini adalah hadiah ustadz Ir. Muhammad Ismail Yusanto, MM. Beliau adalah Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia.
Selamat menikmati, semoga bukan hanya inspirasi yang didapat, namun lebih dari itu, keyakinan akan visi dakwah semakin menguat yang dengannya dakwah pun akan makin melaju tak tertahankan dan kemuliaan Islam dan kaum Muslimin pun akan segera kembali tegak. Insya Allah.

Masa Depan Peradaban Islam

Sahabat Pembangkit Umat,
Seperti biasa agar asa selalu ada bergelora, kita mulai dengan … apa kabar hari ini? Alhamdulillah…Luar Biasa…Allahu Akbar!!! Alhamdulillah, tetap penuh syukur atas nikmat Iman, Islam dan predikat “Sebaik-baik Penciptaan” lengkap dengan seluruh potensi kehidupannya (QS. At Tin : 4). Luar Biasa, selalu penuh doa dan cita agar bisa mewujud diri menjadi Muslim Terbaik (QS. Al Fushilat : 33) dan membangkitkan umat menuju predikat Umat Terbaik (QS. Ali Imran : 110). Allahu Akbar, gelora penuh takbir karena semua ini terjadi atas izin-Nya. Jangan lupa, ketika menjawab lengkapi dengan ekspresi penuh semangat!

Sahabat Pembangkit Umat,
Dalam lima tulisan ke depan, untuk menguatkan gerak dakwah berbasis visi dan nilai utama, berturut-turut secara bersambung, akan ditayangkan dua tulisan istimewa yang saya dapatkan dari dua sahabat pejuang Islam. Tulisan kali ini adalah hadiah ustadz Ir. Muhammad Ismail Yusanto, MM. Beliau adalah Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia.
Selamat menikmati, semoga bukan hanya inspirasi yang didapat, namun lebih dari itu, keyakinan akan  visi dakwah semakin menguat yang dengannya dakwah pun akan makin melaju tak tertahankan dan kemuliaan Islam dan kaum Muslimin pun akan segera kembali tegak. Insya Allah. Selama lima ratus tahun Islam menguasai dunia dengan kekuatannya, ilmu pengetahuan dan peradabannya yang tinggi (Jacques C. Reister).
Cukup beralasan jika kita menyatakan bahwa peradaban Eropa tidak dibangun oleh proses  regenerasi mereka sendiri. Tanpa dukungan peradaban Islam yang menjadi  ‘dinamo’-nya, Barat bukanlah apa-apa (Montgomery Watt).
Peradaban berhutang besar pada Islam  (Presiden AS, Barack Obama).

Kesabaran Dalam Menghadapi Berbagai Masalah Diri


Dalam kehidupan, seiring dengan berjalannya waktu, manusia pasti akan menghadapi berbagai masalah yang datang silih berganti. Dari taraf masalah individual yang sederhana hingga rumit, dari masalah umat yang bersifat sosial hingga sistemik. Ibarat pohon, sejak kecambah banyak ancaman yang bisa membuatnya layu dini, begitu tumbuh besar dan semakin tinggi pohon itu semakin kuat angin yang menerpa.

Sesuatu menjadi masalah bila dapat merugikan orang lain ataupun diri sendiri. Sesuatu dikatakan masalah bila dapat menghalangi pencapaian tujuan tertentu. Terkadang sesuatu bisa menjadi masalah yang besar bagi seseorang namun bisa jadi hanyalah masalah ringan atau bahkan sama sekali bukan masalah bagi yang lainnya. Baik sesuatu itu akan menjadi masalah yang benar maupun salah, kemudian menjadi masalah utama ataupun sepele. Oleh karena itu, masalah adalah sesuatu hal yang erat kaitannya dengan cara berfikir dan bersikap seseorang. Masalah – sudah dipahami bersama – merupakan sesuatu yang harus diatasi bukan hanya untuk difikirkan. Dengan kata lain, dalam mengatasi sutu masalah pemahaman seseorang berperan penting. Karena dari pemahaman yang diadopsi dan diyakini inilah manusia menilai dan memutuskan sesuatu dalam kehidupannya.

Pemahaman dasar yang diyakini itulah disebut aqidah (ideologi). Dalam pemahaman itu terdapat standar nilai agar segala sesuatu berjalan sesuai idealnya. Perbedaan antara keadaan sesungguhnya (realitas) dan keadaan ideal adalah awal munculnya masalah. Berdasarkan standar nilai yang lahir dari pemahaman itulah manusia dapat mengatasi masalah. Namun kebenaran pemahaman itulah yang akan menentukan apakah masalah sudah dipecahkan secara benar dan tuntas ataukah belum.

Diam Itu Emas, Atau Batu?

Imam Bukhori dan Imam Muslim meriwayatkan bahwa Rosul saw bersabda: "Siapa yang beriman kepada Alloh dan hari akhir, maka hendaklah ia mengatakan yang baik atau diam” (HR. Bukhori & Muslim)
Kualitas seseorang, salah satunya bisa terlihat dari kemampuan menjaga lidahnya. Sebaik-baik perkataan adalah perkataan yang sanggup mengatakan kebenaran.
Prioritas pertama dalam hadits di atas bagi orang beriman adalah berbicara yang haq, berbicara yang baik-baik atau tentang kebaikan sesuai tuntunan syariah. Allah swt berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman bertaqwalah kalian kepada Alloh dan katakanlah perkataan yang benar” (QS. Al-Ahzab: 70)
Sebaliknya orang yang rendahan dalam berbicara, biasanya selalu mengeluh, mencela dan menghina. Begitu pula orang yang dangkal dalam berbicara, orang tersebut sibuk menyebutkan kehebatan tentang dirinya dan juga jasanya. Hampir mirip dengan gelas yang kosong, sebuah gelas yang kosong maunya diisi terus, orang yang kosong dari harga diri keinginannya dihargai.
Oleh karena itu, bila kita tidak mampu berbicara yang baik-baik maka hadits Nabi saw memberikan pilihan yang kedua yaitu Diam.

Sulit Memberikan Kepercayaan Pada Orang Lain

Assalamu’alaikum, Mbak Cicin.. saat ini saya adalah mahasiswa tingkat akhir di salah satu PTN terbaik di Indonesia. Secara keorganisasian saya juga cukup aktif pada berbagai organisasi dan alhamdulillah seringkali diberikan amanah pada jajaran top level (BPH) . Hanya saja, jujur sebenarnya secara pribadi saya bermasalah dalam hal ‘kepercayaan’. Saya tidak mudah mempercayai atau memberikan kepercayaan kepada tim yang saya pimpin. Saya tau ini tidak baik, oleh karenanya saya meminta saran teteh untuk masalah saya ini. Terima kasih teh.  
Eka.
 

Wa’alaikumsalam Wr Wb,

Adik Eka yang baik,
Teteh sampaikan selamat atas setiap amanah yang dimilikinya saat ini. Semoga Allah memberikan kekuatan dan senantiasa menjaga kesungguhan adik dalam mengembannya.

Adik Eka yang baik,
Sesungguhnya amanah apapun yang kita miliki, pada hakikatnya merupakan kesempatan yang diberikan oleh Allah. Kesempatan yang tidak semua orang mampu mendapatkannya. Kesempatan untuk menggapai pahala besar yang telah Allah siapkan. Dengan syarat jika kita mau dan senantiasa menjadi agen kebaikan dan kebenaran dalam mengemban amanah tersebut. Sebagaimana yang dinyatakan dalam sebuah hadits, bahwa :

Kelak di hari kiamat amanah itu akan menjadi kehinaan dan kesedihan, kecuali orang yang mengambilnya dengan kebenaran dan menunaikan segala kewajibannya. (HR. Muslim)

Kaum Muslimin dan Dunia yang Tergenggam

Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama. Dan cukuplah Allah sebagai saksi.
(TQS. Al Fath [48] : 28)
Brian Grim, peneliti senior Pew Forum on Religion and Public Life, lembaga survei Amerika, kepada CNN (2009) menyatakan bahwa satu dari empat penduduk dunia adalah muslim. Indonesia menempati peringkat satu dengan jumlah muslim terbesar di seluruh dunia. Data tersebut dikeluarkan dari hasil penelitian dan kompilasi data selama 30 tahun dari 232 negara serta teritori di seluruh dunia. Seluruh data menggunakan 1.500 sumber berbeda. Termasuk laporan dari sensus, demografi, dan survei populasi secara umum. Data diambil dari sensus data nasional dan survei berdasarkan pertumbuhan populasi di setiap negara. Penelitian itu menghasilkan daftar sepuluh negara dengan penduduk muslim terbanyak.
Negeri Zamrud Khatulistiwa, berada pada peringkat satu dengan 88,2 persen penduduknya muslim. Kemudian disusul oleh Pakistan di posisi kedua, India ketiga, Bangladesh keempat. Berikutnya, berturut-turut Mesir, Nigeria, Iran, Turki, Aljazair, dan Maroko di peringkat kesepuluh.
Berdasarkan penelitian tersebut, diketahui pula bahwa 1,57 miliar populasi muslim dari seluruh dunia diperkirakan lebih dari 60 persennya berada di benua Asia. Sedangkan 20 persen berada di Timur Tengah dan Afrika Utara. Menurut Grim, kondisi kamum muslimin di seluruh dunia, secara keseluruhan jumlah lebih tinggi dari perkiraan yang ada.

Langkah Kongkrit Aktifis & Organisasi Dakwah Kampus Menangani Masalah Bangsa

Assalamualaikum.

Saya mau tanya!
Menghadapi berbagai masalah yang melanda bangsa ini, kita tentu tidak mau tinggal diam. Bahkan sering gelisah dan khawatir. Nah, kira-kira langkah konkrit kita sebagai seorang aktivis dakwah kampus dan juga sebagai penggerak organisasi dakwah kampus. Apa yang harusnya kita lakukan untuk bangsa ini. Apa sekedar menajalani rutinitas proker LDK sendiri, atau seperti apa. Saya ingin jawabannya mengarah pada sesuatu yang lebih besar tetapi langsung menghujam keakar masalah negeri ini dan solusi yang harus kita berikan bagi bangsa ini dalam konteks gerakan dan tindakan yang harus dilakukan oleh aktivis dan organisasi Lembaga Dakwah Kampus tadi. Kalau bisa sampai kelangkah atau tahapan yang harus dilalui, biar lebih jelas. Ahmad, aktifis LDK Jateng


Jawaban

Saudaraku Ahmad yang dimuliakan Allah, semoga taufik dari-Nya selalu menyertai langkah gerak antum.

Problem bangsa ini dari hari ke hari semakin menggunung dan kompleks.  Belum tuntas kasus Century yang merugikan rakyat 6,7 triliun, ancaman banjir siap datang karena tata kelola lingkungan yang rusak. Kemudian dunia pendidikan dihantui oleh ujian nasional yang telah terbukti mencekik para siswa dan menjerumuskan guru pada perilaku nista.  Di samping itu peradilan bangsa ini semakin tunduk pada jerat mafia.  Akhlaq negeri ini pun semakin hancur karena budaya kebebasan yang mengepung bagaikan laron menjelang musim penghujan. Akar masalah semua ini adalah karena tata kelola negeri ini yang jauh dari aturan Allah dan malah dengan ikhlas bergumul dalam kubangan kapitalisme yang menjajah.

Kiat Melahirkan Tokoh Dakwah Kampus

Sejak zaman Nabi Muhammad SAW, posisi dari seorang tokoh begitu memiliki peranan penting. Dan memang di setiap ideologi manapun pasti membutuhkan tokoh yang merupakan representasi ideologi secara konkrit. Tokoh tersebut merupakan cerminan dari ideologi yang diemban. Bahkan adakalanya tokoh tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi komunitas pengemban suatu ideologi, baik untuk pengikutnya maupun yang bukan pengikut. Bagi para pengikutnya, seorang tokoh merupakan kekuatan untuk merekatkan soliditas internal suatu kelompok pengemban ideologi. Seorang tokoh juga merupakan referensi utama dalam menjawab berbagai problematika dan fenomena yang terjadi. Bagi kalangan luar, seorang tokoh merupakan daya tarik guna memikat orang untuk melirik kepada ideologi yang diemban oleh suatu kelompok pengusung ideologi. Adanya tokoh juga sekaligus merupakan suatu bukti bahwa ideologi tersebut bisa melahirkan orang-orang besar dalam sejarah.


Maka setiap organisasi dakwah kampus harus berfikir untuk menyusun agenda yang juga berorientasi ke arah pemunculan tokoh-tokoh dakwah kampus.

Memunculkan tokoh-tokoh dakwah kampus tidak ada niatan lain. Semata-mata ingin mempercepat proses akselerasi dan akseptabilitas organisasi dakwah kampus di mata public.

Sebetulnya kelahiran tokoh-tokoh dalam konteks apapun sebaiknya berproses secara alami. Namun sekarang ini adalah abad entertainment atau era kemasan. Artinya, yang kemasannya paling menarik, paling menjawab kebutuhan, paling mencerahkan, paling menghibur dan tentu paling menyegarkan itulah yang akan banyak diminati.

Menyikapi Perbedaan Dan Pergesekan Antar Gerakan Dakwah Kampus

Setiap aktivis dakwah tidak boleh membayangkan bahwa langkah dakwahnya terus berjalan mulus. Akan selalu saja ada ganjalan. Baik dari faktor internal maupun dari faktor eksternal. Untuk faktor eksternal, diantaranya adalah gerakan-gerakan dakwah yang memiliki haluan yang berbeda dan memiliki afiliasi dakwah yang berbeda. Demikian juga gerakan-gerakan dakwah kampus yang memiliki referensi ideologi yang berbeda.
Yang pertama harus di-clear-kan dulu di dalam persepsi para aktivis dakwah kampus adalah soal posisi mereka di tengah konstelasi dakwah. Bahwa sebagai sebuah team dakwah kampus yang bernaung dalam satu wadah komunitas lembaga dakwah tertentu harus memiliki, meyakini, dan mengemban ideologinya dengan teguh.
Para aktivis di lembaga dakwah ideologis ini harus menyadari posisi mereka sebagai problem solver dan pembawa misi perubahan-perubahan hakiki. Intinya mereka harus menyadari bahwa mereka merupakan pengemban dakwah ideologis. Merekalah subyek dakwah sejati. Sebagai pengemban dakwah ideologis sudah sepatutnya memposisikan diri setiap orang—baik secara perorangan maupun berkelompok—sebagai obyek dakwah.

Wanita Sebelum dan Sesudah Islam!

Persepsi negatif tentang Islam dan “Dunia Timur”, kadang-kadang menggiring feminis Barat untuk berasumsi jelek tentang wanita dalam Islam. Ada asumsi, hak-hak wanita dalam Islam tertindas. Konon, penyebabnya utamanya adalah ajaran Islam itu sendiri, Al-Qur’an.

Benarkah al-Qur’an menindas hak-hak wanita? Terlebih dahulu, kita harus melihat bagaimana posisi wanita sebelum datangnya Islam.

Wanita Sebelum Islam
Sebelum Islam yang dimaksud di sini adalah masa jahiliyah yang dialami bangsa Arab secara khusus dan dialami penghuni negeri lain secara umum. Ketika itu manusia dalam keadaan fatrah (kosong) dari para rasul. Jalan-jalan kehidupan rusak. Allah Subhaanahu Wata'ala telah melihat mereka sebagaimana yang terdapat dalam hadits, maka Allah Subhaanahu Wata'ala murka kepada mereka, Arab maupun non Arab, kecuali segelintir dari ahlul kitab.
Keadaan wanita pada saat itu pada umumnya dalam keadaan sangat mengenaskan, khususnya di kalangan bangsa Arab. Pada saat itu masyarakat benci terhadap kelahiran mereka. Ada di antara mereka yang menguburnya hidup-hidup. Ada juga yang membiarkan mereka dalam keadaan terhina dan dihinakan, sebagaimana Allah Subhaanahu Wata'ala firmankan (yang artinya), "Dan bila salah seorang dari mereka diberitakan dengan (kelahiran) anak wanita, berubah kecewalah wajahnya dan dia dalam keadaan marah. Dia berusaha menyembunyikan dari masyarakatnya apa yang diberitakan kepadanya. Apakah dia biarkan hidup dalam keadaan hina atau dia kubur. Alangkah jahatnya apa yang mereka hukumi." (QS. An Nahl: 58-59).

Minggu, 04 April 2010

Meyakinkan Diri Untuk Tidak Bermaksiat

Assalamu'alaikum,Usdz, bagaimana caranya agar kita mampu meyakinkan diri untuk pergi melarikan diri dari suatu perbuatan yang kita lakukan, karena kita tau perbuatan itu salah (menurut pandangan Islam)? Makasih sebelumnya teh...Wassalam.

Wa'alaikumsalam Wr Wb,
Ukhti yang baik,
Mungkin akan lebih tepat jika teteh mendefinisikan pertanyaan Ukhti yang ingin ‘pergi melarikan diri’ itu sebagai 'cara untuk meninggalkan kemasiatan' ya.. Karena ketika kita melakukan perbuatan yang salah menurut Islam, berarti kita sudah bermaksiat kepada Allah. Bermaksiat kepada Allah berarti melakukan kedosaan. Dan kesengajaannya dapat diartikan sebagai kesiapan pada sanksi yang akan Allah berikan. (pertanyaannya, apakah benar kita mampu menerima sanksi yang akan Allah berikan di akhirat-sebagai akibat dari apa yang telah kita lakukan? padahal dengan ujian gempa dan longsor saja manusia sudah takut).
Shiroh yang baik,
Memang tidak dinafikan, yang namanya manusia pasti tidak akan luput dari salah dan dosa. Tapi jelas menjadi kedzoliman bagi diri, jika kita tau 'salah', tapi kita terus melakukannya atau terus mengulanginya.
Ada ingatan kecil yang mungkin dapat memberikan pelajaran berharga pada kita. Bahwa 'keledai saja katanya tidak mau atau tidak akan terperosok pada lubang yang sama untuk kedua kalinya'. Nah, apalagi kita manusia. Seharusnya ia mampu berpikir untuk ini, pada apa yang dilakukannya.
Terperosok pada lubang, dapat diartikan sebagai aktivitas atau amal salah yang kita lakukan. Kenapa keledai tidak mau terperosok pada lubang yang sama? karena ia tau terperosok dalam lubang itu menyakitkan. Itu telah menyakiti dirinya. Kalau kita terus berkubang dalam kesalahan (amal atau aktivitas yang salah), maka sama artinya kita memelihara syaitan (kegelapan) agar ia tumbuh semakin kuat. Tidak ada syaitan yang mengajak kita dalam kebaikan atau kebenaran. Yang hanya bisa dilakukan oleh syaitan hanyalah menggoda manusia agar mereka bermaksiat kepada Allah. Agar mereka (baca: manusia) sama-sama atau bahkan terus berada dalam kegelapan bersamanya. Apalagi dalam lingkungan atau sistem yang sekuler dan liberal saat ini. Godaan syaitan tidak selamanya dalam wujud yang ghaib. tapi juga dalam wujud manusia dan sistem interaksi di dalamnya. Ini menjadi janji yang benar dalam Al-Qur'an. Seperti tercantum dalam (QS.2:268), (QS. 4:120), (QS. 14:22), (QS. 17:64), dan (QS. 31:33)

BUKTI TRANSAKSI ANTARA TUHAN - HAMBA

BUKTI TRANSAKSI ANTARA TUHAN - HAMBA
Dengan atau tanpa kita, Dakwah Islam akan tetap berjalan, namun apakah Neraka-Nya tidak terlalu menakutkan serta Surga-Nya tidak begitu menggiurkan untuk kita semua?