WELCOME!


I made this widget at MyFlashFetish.com.


Minggu, 04 April 2010

Meyakinkan Diri Untuk Tidak Bermaksiat

Assalamu'alaikum,Usdz, bagaimana caranya agar kita mampu meyakinkan diri untuk pergi melarikan diri dari suatu perbuatan yang kita lakukan, karena kita tau perbuatan itu salah (menurut pandangan Islam)? Makasih sebelumnya teh...Wassalam.

Wa'alaikumsalam Wr Wb,
Ukhti yang baik,
Mungkin akan lebih tepat jika teteh mendefinisikan pertanyaan Ukhti yang ingin ‘pergi melarikan diri’ itu sebagai 'cara untuk meninggalkan kemasiatan' ya.. Karena ketika kita melakukan perbuatan yang salah menurut Islam, berarti kita sudah bermaksiat kepada Allah. Bermaksiat kepada Allah berarti melakukan kedosaan. Dan kesengajaannya dapat diartikan sebagai kesiapan pada sanksi yang akan Allah berikan. (pertanyaannya, apakah benar kita mampu menerima sanksi yang akan Allah berikan di akhirat-sebagai akibat dari apa yang telah kita lakukan? padahal dengan ujian gempa dan longsor saja manusia sudah takut).
Shiroh yang baik,
Memang tidak dinafikan, yang namanya manusia pasti tidak akan luput dari salah dan dosa. Tapi jelas menjadi kedzoliman bagi diri, jika kita tau 'salah', tapi kita terus melakukannya atau terus mengulanginya.
Ada ingatan kecil yang mungkin dapat memberikan pelajaran berharga pada kita. Bahwa 'keledai saja katanya tidak mau atau tidak akan terperosok pada lubang yang sama untuk kedua kalinya'. Nah, apalagi kita manusia. Seharusnya ia mampu berpikir untuk ini, pada apa yang dilakukannya.
Terperosok pada lubang, dapat diartikan sebagai aktivitas atau amal salah yang kita lakukan. Kenapa keledai tidak mau terperosok pada lubang yang sama? karena ia tau terperosok dalam lubang itu menyakitkan. Itu telah menyakiti dirinya. Kalau kita terus berkubang dalam kesalahan (amal atau aktivitas yang salah), maka sama artinya kita memelihara syaitan (kegelapan) agar ia tumbuh semakin kuat. Tidak ada syaitan yang mengajak kita dalam kebaikan atau kebenaran. Yang hanya bisa dilakukan oleh syaitan hanyalah menggoda manusia agar mereka bermaksiat kepada Allah. Agar mereka (baca: manusia) sama-sama atau bahkan terus berada dalam kegelapan bersamanya. Apalagi dalam lingkungan atau sistem yang sekuler dan liberal saat ini. Godaan syaitan tidak selamanya dalam wujud yang ghaib. tapi juga dalam wujud manusia dan sistem interaksi di dalamnya. Ini menjadi janji yang benar dalam Al-Qur'an. Seperti tercantum dalam (QS.2:268), (QS. 4:120), (QS. 14:22), (QS. 17:64), dan (QS. 31:33)


Namun dalam QS. As-Shad Ayat 82-83, Allah juga berfirman bahwa sesungguhnya syaitan atau iblis pasti akan mampu menyesatkan manusia, kecuali pada mereka yang ikhlas mengabdi kepada Allah. Tulus mengabdi kepada Allah atau ikhlas berarti ia menyerahkan semua kehidupan-Nya untuk ridlo diatur oleh Islam, hukum syara' penjaga kehidupan manusia. Tidak ragu untuk menerima segala yang Allah perintahkan, dan tidak ragu pula untuk meninggalkan segala yang Allah larang atau benci untuk diri kita, manusia.
Sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit, demikian sebuah pepatah menyatakan. Sedikit demi sedikit maksiat yang kita lakukan, akan menjadikan 'cermin hidup' kita menjadi berdebu dan menghitam. Lama-lama kita tidak akan mampu melihat diri kita dalam cermin karena debu dan kegelapan banyaknya maksiat yang kita lakukan. Demikianlah 'cermin hidup' itu dapat kita analogikan sebagai keimanan kita. Semakin banyak kita bermaksiat atau membiarkan diri dalam kemaksiatan, maka sama artinya kita menjadikan keimanan kita (keyakinan pada Allah, Dzat yang menetapkan rezeki, kematian dan jodoh kita) semakin rapuh.
Ukhti yang baik,
Adapun masukan teteh untuk persoalan ini adalah, Pertama, kita harus berjanji untuk tidak mengulangi kesalahan yang telah dilakukan terlebih dahulu, berikutnya berjanji untuk bersungguh-sungguh mendekat pada Allah. Yakni dengan belajar Islam secara lebih mendalam dan banyak berdoa kepada Allah (dengan meningkatkan kualitas ibadah kita, baik yang fardhu maupun yang sunah).
Kedua, kita harus mencari lingkungan yang mendukung kita dalam kebaikan, yang senantiasa mengajak dan mengingatkan kita dalam kebaikan dan kebenaran. Hingga menjadikan kita pun semakin kokoh dan bersemangat dalam kebaikan dan kebenaran. Dan teteh yakin lingkungan ini hanya ada pada lingkungan jamaah yang bergiat dalam dakwah Islam kaffah, insyaAllah.
Semoga Allah menjadikan diri kita bagian dari hambanya yang ikhlas, yang senantiasa tulus mengabdi kepada-Nya. Menimbang haq dan bathil dengan hukum-Nya, dan tidak ragu meninggalkan kemasiatan jika kita tengah melakukannya. Wallahu'alam.
Salam ukhuwah, salam perjuangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BUKTI TRANSAKSI ANTARA TUHAN - HAMBA

BUKTI TRANSAKSI ANTARA TUHAN - HAMBA
Dengan atau tanpa kita, Dakwah Islam akan tetap berjalan, namun apakah Neraka-Nya tidak terlalu menakutkan serta Surga-Nya tidak begitu menggiurkan untuk kita semua?