WELCOME!


I made this widget at MyFlashFetish.com.


Rabu, 07 April 2010

Langkah Kongkrit Aktifis & Organisasi Dakwah Kampus Menangani Masalah Bangsa

Assalamualaikum.

Saya mau tanya!
Menghadapi berbagai masalah yang melanda bangsa ini, kita tentu tidak mau tinggal diam. Bahkan sering gelisah dan khawatir. Nah, kira-kira langkah konkrit kita sebagai seorang aktivis dakwah kampus dan juga sebagai penggerak organisasi dakwah kampus. Apa yang harusnya kita lakukan untuk bangsa ini. Apa sekedar menajalani rutinitas proker LDK sendiri, atau seperti apa. Saya ingin jawabannya mengarah pada sesuatu yang lebih besar tetapi langsung menghujam keakar masalah negeri ini dan solusi yang harus kita berikan bagi bangsa ini dalam konteks gerakan dan tindakan yang harus dilakukan oleh aktivis dan organisasi Lembaga Dakwah Kampus tadi. Kalau bisa sampai kelangkah atau tahapan yang harus dilalui, biar lebih jelas. Ahmad, aktifis LDK Jateng


Jawaban

Saudaraku Ahmad yang dimuliakan Allah, semoga taufik dari-Nya selalu menyertai langkah gerak antum.

Problem bangsa ini dari hari ke hari semakin menggunung dan kompleks.  Belum tuntas kasus Century yang merugikan rakyat 6,7 triliun, ancaman banjir siap datang karena tata kelola lingkungan yang rusak. Kemudian dunia pendidikan dihantui oleh ujian nasional yang telah terbukti mencekik para siswa dan menjerumuskan guru pada perilaku nista.  Di samping itu peradilan bangsa ini semakin tunduk pada jerat mafia.  Akhlaq negeri ini pun semakin hancur karena budaya kebebasan yang mengepung bagaikan laron menjelang musim penghujan. Akar masalah semua ini adalah karena tata kelola negeri ini yang jauh dari aturan Allah dan malah dengan ikhlas bergumul dalam kubangan kapitalisme yang menjajah.

Kita sebagai seorang aktivis muslim sudah seharusnya menjadikan Islam sebagai solusi problem bangsa ini dan negeri-negeri muslim lainnya.  Solusi ini sekaligus kita jadikan sebagai kondisi ideal yang kita cita-citakan. Oleh karena itu penerapan syariah Islam dalam bingkai Negara Khilafah Islamiyah harus menjadi mimpi besar dari setiap aktivis muslim.

Tantangan saat ini adalah terjadi kesenjangan antara kondisi faktual yang kapitalistik dengan kondisi ideal yang Islami.  Pasca perang dunia 1, kapitalisme menyerang dengan metode baru yaitu melalui perang pemikiran dan peradaban. Tantangan inilah yang harus dijawab dengan pergerakan pemikiran dan peradaban pula.  Oleh karena itu proses menata gerakan kita menjadi gerakan pemikiran dan peradaban menjadi penting.  Harus ada upaya sungguh-sungguh untuk membongkar kebusukan kapitalisme dan menyebarkan pemikiran Islam sebagai penggantinya.

Dalam konteks perubahan, pergerakan mahasiswa dan kampus tidak bisa terlepas dari pergerakan di kalangan ulama, intelektual, pers, pengusaha maupun militer. Puzzle-puzzle pergerakan ini harus tersusun menjadi sebuah bangunan pergerakan yang kuat dan produktif.  Masing-masing komponen memberikan kontribusi terbaiknya untuk perubahan.

Melihat perkembangan yang ada maka organisasi lembaga dakwah kampus harus mereposisi bangunan organisasinya menjadi organisasi berbasiskan gerakan.  Ada sebuah stereotype yang menempel di LDK bahwa LDK harus jadi anak baik, kalem, “gak neko-neko”, lebih soft, nampak intelek, gak usah dema demo, program-programnya harus intelek jangan kelihatan fundamentalis dll.  Stereotype ini akhirnya menjadikan pengkotakan yang kacau, bahwa LDK kotaknya bukan untuk pergerakan, cukup untuk kaderisasi saja. Menurut saya stereotype ini harus direposisi.  Sudah saatnya LDK menjadi organisasi berbasis pergerakan. LDK harus hadir untuk terus memperhatikan persoalan umat dan memberikan solusi Islam. LDK harus mampu mempengaruhi mahasiswa dan kampus untuk diarahkan pada pergerakan perubahan ke arah Islam.

Langkah-langkah konkrit menjadikan LDK sebagai organisasi berbasis pergerakan adalah sebagai berikut :

1.    Membiasakan diri dan organisasi untuk memahami realitas peristiwa-peristiwa kekinian yang sedang terjadi.
Peristiwa yang diamati adalah peristiwa yang sedang berkembang di masyarakat maupun dunia kemahasiswaan dan kekampusan.  Kita harus memahami dengan detail fakta tersebut baik dari sisi input, proses, output dan lingkungan yang melingkupinya.  Oleh karena itu harus selalu dikumpulkan data baik lewat media maupun langsung ke lapangan. Hasil dari langkah ini adalah berhasilnya dipahami realitas peristiwa dengan sebenar-benarnya dan mampu dipisahkan antara fakta dan opini.   

2.    Membiasakan diri dan organisasi untuk menganalisis realitas peristiwa dengan sudut pandang ideologis
Langkah ini memerlukan “pisau bedah” peristiwa. Pisau bedah ini akan terbentuk jika kita mempunyai pandangan Ideologis.  Sebab, suatu peristiwa sangat terkait erat dengan cara pandang khusus tersebut (ideologi). Karena kita berbasis pada Islam, maka kita pun harus memahami secara jelas dan 'gamblang' bagaimana Islam bertindak sebagai sebuah ideologi, bukan sebuah agama ritual semata. Dari sini akan terpancar keluasan dan kesempurnaan Islam sebagai problem solving terhadap seluruh problem yang terjadi di masyarakat.  Walhasil, ketika kita menghadapi sesuatu peristiwa selalu menyandarkan diri pada bagaimana Islam mengatur terhadap hal tersebut.

3.    Membiasakan diri dan organisasi untuk mengelola strategi dan taktik pergerakan berbasiskan analisis peristiwa.
Setelah proses 1 dan 2 selesai dilakukan maka kita telah memahami realitas peristiwa yang sebenarnya dan telah berhasil mengkaitkan solusi Islam terhadap peristiwa tersebut.  Tantangan berikutnya adalah bagaimana menurunkan hasil analisis tersebut pada level strategi dan taktik pergerakan.  Strategi adalah suatu proses penetapan target yang akan dicapai dan cara-cara umum untuk mencapai target tersebut. Buatlah target-target yang berani dan menantang sehingga akan memberikan efek ungkit pergerakan. Sedangkan taktik adalah suatu hasil turunan dari strategi yang menggambarkan cara-cara praktis untuk mencapai target.  Strategi dan taktik ini harus dikelola mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengontrolan.  Strategi dan taktik pergerakan harus mampu menjadi daya ungkit terhadap penyebaran opini Islam, penguatan dukungan terhadap Islam, pembangunan kapasitas kader dan peningkatan rekruitmen kader baru.   

Langkah-langkah di atas akan hidup apabila LDK mampu membangun budaya MEMBACA, BERDISKUSI, MENULIS dan BERGERAK di kalangan anggotanya. Tanpa proses pembentukan budaya ini mustahil akan muncul pergerakan.  Oleh karena itu proses pembudayaan ini harus mendapatkan perhatian yang serius. Pembudayaan membutuhkan ketegasan, kedisiplinan dan pengalaman berulang.

Mungkin antum masih bertanya lagi, jadi konkritnya bagaimana LDK dapat memberikan solusi pada problematika bangsa? Lakukanlah langkah-langkah tadi secara terus-menerus sehingga akan menimbulkan efek munculnya opini publik.  Opini publik yang terbentuk secara terus-menerus akan memunculkan kesadaran umum, yang akhirnya akan membentuk kesadaran politik.  Masyarakat yang telah sadar politik akan menjadi kekuatan perubahan yang luar biasa.  Hal inilah yang harus dilakukan oleh para aktivis dan organisasi LDK di tengah-tengah medan pertarungan pemikiran yang semakin meluas.  Insya Allah puzzle-puzzle pergerakan di kalangan ulama, intelektual, pers, pengusaha dan militer juga akan melakukan hal yang sama.

Mungkin antum masih bertanya lagi, waduh lama dong kalo begitu? Tidak ada perjuangan yang instan, semuanya tidak akan berubah tanpa adanya kesadaran.  Pembentukan kesadaran memang tidak semudah membalikkan tangan, butuh TAWAKAL yang luar biasa dan PERGERAKAN terus-menerus tanpa lelah. Apabila semua itu sudah kita lakukan maka yakinlah Allah tidak akan tinggal diam dan pertolongan-Nya akan segera datang.  Apabila Allah yang berkehendak, apa yang tidak mungkin terjadi? Kun fayakun. ALLAHU AKBAR.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BUKTI TRANSAKSI ANTARA TUHAN - HAMBA

BUKTI TRANSAKSI ANTARA TUHAN - HAMBA
Dengan atau tanpa kita, Dakwah Islam akan tetap berjalan, namun apakah Neraka-Nya tidak terlalu menakutkan serta Surga-Nya tidak begitu menggiurkan untuk kita semua?